Berikut ini adalah kritikan dan penglihatan saya mengenai rumah gadang tsb. Semoga bermanfaat buat anda.
- Pembangunan rumah gadang membutuhkan kayu yang sudah tua
dan memiliki diameter yang cukup, untuk digunakan sebagai tiang utama rumah,
atau dalam bahasa Minang disebut tonggak
tuo. Pada jaman modern
seperti sekarang, kayu yang memenuhi syarat tonggak
tuo sudah jarang ditemui, akibat maraknya pembalakan liar. Maka, perlu
dicarikan solusi pengganti tonggak
tuo, apabila kayu yang dimaksud tidak ditemukan. Misalnya, menggunakan
beton.
- Hampir semua bagian rumah gadang menggunakan bahan kayu yang merupakan bahan yang mudah terbakar. Jika terjadi kebakaran, rumah gadang akan sulit untuk diselamatkan. Kita akan kehilangan bukan saja rumah itu sendiri, namun nilai-nilai kebudayaan yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, perlu dicarikan solusi untuk meminimalisir bahaya kebakaran, diantaranya menempatkan tabung pemadam kebakaran di sudut-sudut rumah, melapisi kayu rumah dengan lapisan tahan api, serta menyediakan kolam di dekat rumah sebagai sumber air apabila memang terjadi kebakaran.
- Di
depan rumah gadang terdapat rangkiang, yaitu lumbung padi. Rangkiang ini sudah tidak aman lagi untuk menjadi tempat menyimpan beras di
jaman modern ini, karena letaknya yang didepan rumah, mudah dicuri orang di
malam hari. Lebih baik, rangkiang dijadikan elemen penghias dan pelengkap saja.
Rangkiang |
Kesimpulan saya, rumah gadang perlu dilestarikan karena mempunyai nilai
historis yang amat tinggi. Cara pelestariannya adalah dengan penggunaan
teknologi modern, seperti contoh-contoh yang telah saya sebutkan diatas.
Meskipun agak bertentangan dengan tradisi yang ada, yaa namun saya berpendapat
bahwa lebih baik tradisi yang agak dirubah, demi kelangsungan hidup tradisi itu
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar